Jakarta – Tiap-tiap Th. Baru Saka, pada pinanggal pisan, sasih Kedasa, umat Hindu melakukan beribadah Nyepi. Pada hari itu, situasi Bali hampir mati, semuanya aktivitas ditiadakan. Pulau Dewata yang umumnya semarak mendadak sunyi, senyap.
Ada yang berlainan pada proses Nyepi th. ini. Bukan sekedar barah, tv serta perlengkapan elektronik yang lain yang mati. Juga dengan internet. Keheningan tidak cuma berlangsung didunia riil, tapi juga didunia maya.
Nyepi tanpa ada internet di Pulau Dewata juga akan berjalan pada Sabtu 17 Maret 2018, mulai jam 06. 00 Wita. Computer serta hp pandai tidak juga akan dapat terhubung World Wide Situs sampai jam yang sama esok harinya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Propinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana memiliki pendapat, Nyepi tanpa ada internet harus dikerjakan.
Sebab, itu adalah satu diantara langkah untuk mematuhi Catur Brata Penyepian, yang terdiri atas empat larangan, yaitu amati geni (tidak menyalakan barah/lampu), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak melancong), serta amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
” Di internet itu banyak hiburan. Walau sebenarnya satu diantara esensi perayaan Nyepi yaitu tidak lakukan hiburan atau amati lelanguan, “
Cara tersebut juga untuk mencegah berita tidak benar (hoax) serta content negatif. Umat Hindu tidak mau ada peristiwa seperti th. lantas, berkaitan gosip pecalang mengamankan warga, yang kenyataannya tidak sesuai sama.
Di bagian beda, Nyepi tanpa ada internet bisa menghindar umat Hindu berkata menyakitkan pada sesama atau buat sakit hati orang yang lain lewat sosial media.
Sudiana mengerti, ide itu juga akan menyebabkan pro serta kontra di orang-orang. Tetapi, dia menilainya, terhubung internet buat nilai mulia Nyepi makin luntur.
Sudiana juga merekomendasikan supaya umat Hindu berpuasa seutuhnya waktu Nyepi. ” Dengan Nyepi jadi kesombongan dapat ditekan. Maksudnya yaitu keheningan diri serta kembalinya alam semesta ke hukumnya, ” kata dia.